64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Teknologi Masa Lampau Untuk Energi Masa Depan

Advanced Renewable

Wed , 01 Mar 2023 22:18 WIB


Pada Perang Dunia II yang dimulai akhir tahun 1930-an (1939), Negeri Jerman yang miskin minyak berani melawan dunia, antara lain karena memiliki sumber energi batubara yang besar. Dari batubara inilah mereka bisa membuat ersatz - yaitu bahan bakar pengganti minyak menggunakan teknologi Fischer-Tropsch synthesis (FTs), dengan bahan baku syngas dari batubara.

Beberapa dasawarsa setelah itu - negeri yang saat itu apartheid Afrika Selatan, berani nekat diboikot dunia meskipun negeri itu juga miskin minyak, mereka juga punya batubara yang bisa digasifikasi menjadi syngas kemudian dengan teknologi FTs yang sama diubah lagi menjadi bahan bakar cair - pengganti bahan bakar cair dari minyak bumi.

Lalu akhir tahun lalu, negeri kecil Qatar berhasil mempesona dunia dengan pagelaran Piala Dunia-nya. Kemampuan financial negeri itu ditunjang oleh kekayaan sumber minyak dan gasnya, sebagian gas-nya juga diproduksi menjadi bahan bakar cair - lagi-lagi menggunakan teknologin FTs yang sama dengan pendahulunya Jerman dan Afrika Selatan. Kapasitas FTs Qatar kini nomor dua terbesar setelah FTs yang di Afrika Selatan.

Dari 3 kisah ini kita bisa belajar bahwa ada teknologi yang sudah proven membangun kekuatan negeri-negeri yang menggunakannya - untuk mampu mandiri energi atau bahkan ekspor energi dari hasil pengolahan sumber daya yang mereka miliki. Semuanya menggunakan syngas yang diubah menjadi bahan bakar cair menhggunakan teknologi FTs.

Kini giliran kita mestinya untuk bisa menjadi ustadziatul 'alam - guru bagi dunia, untuk menggunakan teknologi FTs yang sudah proven tersebut untuk bebersih dunia dari emisi pembakaran fosil. Bahan baku FTs adalah syngas - yang bisa diproduksi juga dengan mudah dari kekayaan biomassa kita, yaitu limbah pertanian, perkebunan, kehutanan dan bahkan juga sampah organik perkotaan. Bahkan syngas juga bisa diproduksi sendiri di tingkat rumah tangga dengan konsep yang kami sosialisasikan sebagai Ecogas dalam unggahan-unggahan sebelumnya.

Kita tidak lagi perlu reinvent the wheel teknologinya, hanya karakter biomassa itu menyebar - beda dengan tambang batubara atau gas alam, maka kita tidak perlu membangun FTs facility yang sangat besar seperti di Afsel maupun Qatar, kita cukup membangunnya kecil-kecil tetapi sangat banyak, kalau perlu setiap pulau yang dihuni dari 17,500 pulau yang kita miliki ada terpasang fasilitas FTs ini.

Bila ini bisa kita lakukan, maka bukan hanya kita akan mandiri energi, tetapi juga mandiri energi bersih yang carbon neutral, bebas SOx maupun NOx, dan tentu renewable. Bahkan carbon footprint untuk pengangkutannya menjadi sangat minim ketika uniit-unit itu kecil dan berfungsi sebagai local fuels provider.

Karena reaksi FTs adalah sangat eksotermis - menghasilkan panas tinggi, limbah panas ini bisa diproses untuk menghasilkan renewable electricity antara lain dengan teknologi ORC Microturbine, maka menjadi lengkaplah solusi energi itu.

Tags:
Energy Fuels Teknologi Syngas Microturbine Batu bara

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar