Memperkenalkan Gas Padat
Advanced Renewable
Tue , 14 May 2024 12:37 WIB
Dalam ilmu fisika kita mengenal beberapa fase benda diantaranya padat, cair dan gas, yang pada masing-masingnya memiliki karakternya sendiri. Dari sisi penanganan logistik misalnya, tiga contoh fase tersebut membutuhkan sarana dan prasarana yang sangat berbeda.
Mengirim gas LPG pada suhu normal misalnya, butuh tekanan di kisaran 20 Bar, gas alam butuh 200 Bar dan hydrogen malah butuh tekanan 700 Bar. Karena tantangan logistik inilah gas hydrogen dijual sangat mahal relatif terhadap energy yang dibawanya.
Karena tingginya harga hydrogen tersebut, maka bahan bakar yang sangat bersih ini masih sulit dimasalkan. Berbagai pihak-pun mengembangkan apa yang disebut hydrogen carrier. Bentuknya bisa berupa gas tetapi yang tekanannya lebih rendah seperti DME , atau daam bentuk cair seperti methanol, ethanol dan hydrocarbon. Bahkan ada yang menyimpannya dalam bentuk padatan, yaitu hydrogen disimpan dalam magnesium berupa MgH2.
Cara terakhir dengan menyimpan hydrogen dalam MgH2 sepintas nampak menarik, namun beum juga efektif karena tingginya berat carrier (Mg) iru sendiri, Akibatnya logistik tetap akan mahal karena 1 ton MgH2 hanya bisa men-deliver sekitar 77 kg H2. Pengiriman bolak balik MgH2 (isi) dan Mg (kosong) juga masih akan mahal karena jauh lebih berat carrier dari pada H2 yang dibawanya tersebut.
Dari perbagai permasalahan logistik tersebutlah kami di Advanced Renewable Organization (ARO) memperkenalkan inovasi baru dalam delivery gas termasuk hydrogen. Konsep baru ini kami kenalkan sebagai SolidGas ( Singkatan dari Solid, Liquid and Gas). Media yang kami gunakan untuk gas delivery ini adalah arang dalam bentuk pellet ataupun powder.
Dengan arang inilah kita bisa memproduksi gas apa saja in-situ and in-time, di tempat dan pada saat digunakan, sehingga dalam logistiknya - penyimpanan dan pengiriman - gas masih 'tersimpan' dalam bentuk padatan yaitu arang tersebut. Pengiriman menjadi mudah dan murah karena arang bahkan dikirim dalam bentuk bulk-pun tetap aman, arang juga sekali pakai, tidak butuh pengiriman bolak-balik.
Di tempat arang hendak digunakan, tinggal kita tempatkan reaktor yang sesuai dengan kebutuhan. Bila gas hanya akan digunakan untuk masak atau pemanas, maka reaktornya cukup tabung cerdas atau SmartTube. Bila gas hendak dibutuhkan untuk pembangkit listrik, pemanasan, bahan baku untuk industri dlsb., bahkan juga untuk menangkap emisi carbon, maka yang dibutuhkan adalah reaktor OCCYRE (Onboard Carbon Cycles for Regenerative Energy), yang juga masih relatif sederhana.
Bila gas yang dibutuhkan adalah hydrogen, baru kita gunakan reaktor yang canggih yang kita sebut XH2M (Extra High Hydrogen With Membrane). Dengan XH2M ini setiap ton powder arang bisa men-deliiver 330 kg gas H2, atau 4 kali lebih efektif dari hydrogen carrier padat lainnya (MgH2). Inovasi ini akan tampil di International Conference on Renewable Energy Gas Technology (REGATEC 2024), Lund, Swedia minggu depan. InsyaAllah,
Other Post
Menyimpan Energi Sampah dan Limbah Dalam Biometanol
May 14, 2024
Membumikan Teknologi Hydrogen
May 14, 2024
Homogeneous Feedstocks from Heterogeneous Biomass
May 14, 2024
BioHydrogen Economy Enablers
May 14, 2024
Menduniakan Makanan Terlezat Di Dunia
May 14, 2024
Categories
Renewable Energy
Please register first!
For post a new comment. You need to login first. Login
Comments
No comments