Dua Sisi Koin CO2 yang Sama
Advanced Renewable
Wed , 28 Feb 2024 17:17 WIB
Seperti dua sisi dari mata uang yang sama, selama ini kita cenderung melihat carbon dalam bentuk CO2 hanya dari satu sisi - yaitu sebagai bentuk emisi yang mengotori atmosfir bumi, menyebabkan pemanasan global, perubahan iklim, cuaca ekstrem dan segala akibat yang ditimbulkannya.
Kita belum melihat sisi lainnya yang penuh potensi, diantaranya sebagai sumber energi baru terbesar yang ada di depan mata kita. Energi baru yang kita sebut Regenerative Energy (RE) ini bisa dirupakan dalam berbagai bentuk, baik berupa daya/listrik maupun bahan bakar cair dan gas, dari kelompok oxygenates, hydrocarbon maupun yang carbon-free seperti hydrogen.
Dengan melihat dua sisi secara utuh ini, kita juga akan bisa men-justifikasi pola penanganan CO2 yang lebih proper. Sebab ketika CO2 hanya dipandang sebagai sumber emisi, pola penanganannya akan cenderung menjadi cost center saja. Demikian pula ketika kita hanya lihat CO2 sebagai sumber energi baru saja, akan cenderung dibanding-bandingkan dengan sumber energi lain yang bisa jadi lebih murah, seperti hydropower, angin dan matahari.
Bila listrik tenaga air, angin dan matahari exist bersama listrik dari batubara dan diesel misalnya, maka benar tiga yang pertama tidak menambah CO2 ke udara, tetapi dua yang terakhir akan butuh biaya besar untuk menurunkan CO2-nya. Bayangkan kalau RE hadir bersama listrik tenaga diesel dan batu bara, kehadiran RE bukan hanya menambah sumber energi baru yang bebas emisi, tetapi juga menyerap CO2 dari pembangkit listrik yang menggunakan diesel dan batubara yang exist bersamanya.
Ilustrasi di bawah adalah kalau kita sandingkan listrik tenaga diesel sebagai contoh dengan RE, semua CO2-nya akan terserap melalui dua reaksi, Boudouard (CO2+C==>2CO) yaitu sisi koin yang kiri, dan Water Gas Shift atau WGS (CO+H2O==>H2+CO2) yaitu sisi koin yang sebelah kanan. CO2 yang muncul dari WGS kemudian ditangkap lagi untuk memasuki siklus berikutnya.
Peningkatan dari sisi efisiensi energi akan sangat significant, karena energi yang semula hanya dihasilkan oleh pembakaran diesel (45 MJ/kg), melalui proses thermomechanics - yaitu panas yang menggerakkan mesin diesel - umumnya hanya memiliki efisiensi di bawah 30%, dengan RE akan ditambah energi thermochemicals - yaitu ketika CO2 berubah menjadi CO di reaktor OCCYRE, kemudian CO berubah menjadi H2 di WGS, dan ujungnya ketika H2 bereaksi dengan O2 membentuk air dengan melepas panas 120 MJ/kg.
Tentu untuk bisa mengolah CO2 menjadi CO dan kemudian juga H2 butuh energi, yaitu panas. Tetapi energi panas ini bisa diperoleh secara murah dari pembakaran carbon atau biomassa - yang tidak semahal dan selangka diesel. Kemudian dari CO2 hingga menjadi H2 dengan kandungan energi 120 MJ/kg tersebut, hanya butuh energi panas sekitar 22.5 MJ, atau hanya sekitar 18.75% digunakan untuk energi proses.
Dengan konfigurasi seperti ini, efisiensi energi yang semula di bawah 30% melonjak menjadi sekitar 57% dan bebas emisi!
Other Post
Adsorbat CO2 Sebagai Cadangan Energi Baru
Feb 28, 2024
Dedieselization And Decarbonization At Once
Feb 28, 2024
Green Hydrogen Carriers and Deliveries
Feb 28, 2024
Things To Do With Our Waste
Feb 28, 2024
Lowest Cost Highest Efficiency Green Hydrogen
Feb 28, 2024
Categories
Renewable Energy
Please register first!
For post a new comment. You need to login first. Login
Comments
No comments