BBM : Bahan Bakar Merdeka
Advanced Renewable
Thu , 08 Dec 2022 21:38 WIB
Hari ini kita di Indonesia merayakan 77 tahun kemerdekaan, banyak yang harus disyukuri atas kemajuan negeri ini selama 77 tahun merdeka dan 7 kali presiden silih berganti. Hanya sebagai rakyat biasa kita juga bisa berandai-andai, alangkah indahnya kalau semakin hari kita juga semakin mandiri dalam segala pemenuhan kebutuhan kita khususnya setelah pangan adalah energi.
Pada peringatan hari kemerdekaan yang ke 77 ini, negeri ini diwarnai oleh beban beratnya subsidi bahan bakar yang mencapai sekitar 22 % dari APBN kita, Rp 500 trillyun lebih dari APBN 2022 yang sekitar Rp 2,300 trilyun. Ironinya yang kita subsidi ini adalah bahan bakar fosil yang sekitar separuhnya adalah impor.
Padahal negeri ini punya begitu banyak potensi bahan bakar bersih, yang bila kita kembangkan secara serius akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi sampai ke daerah-daerah yang paling terpencil dan paling gersang sekalipun. Bahan bakar yang saya sebut sebagai Bahan Bakar Merdeka (BBM) itu bisa menggantikan seluruh yang kita impor dan bahkan bisa murah tanpa subsidi sekalipun.
Bila BBM murah tanpa subsidi, bisa dibayangkan apa yang bisa dilakukan dengan Rp 500 trilyun yang tidak jadi digunakan untuk subsidi tersebut. Bisa digunakan untuk human development yang masif, anggaran ilmu pengetahuan dan teknologi, reserach and development dilipat gandakan dlsb. sehingga kita bisa segera mengejar ketinggalan dari negara-negara maju lainnya.
Ada 6 bahan bakar yang saat ini siap diproduksi masal bila saja ada yang mendanainya secara cukup, seperti yang saya pajang dalam foto di bawah. Paling kiri adalah Bio-Mazut, ampas dari penyulingan terakhir biofuels. Ini bisa untuk bahan bakar industri pengganti solar industri atau bahan bakar kapal.
Kedua adalah Drop-in Diesel, yaitu diesel yang dihasilkan dari minyak nabati tetapi bisa sepenuhnya menggantikan diesel dari fosiil - bukan biodiesel. Ketiga adalah Biolite Diesel - yaitu diesel murah yang diolah dari biomassa - limbah pertanian, limbah hutan dan juga limbah perkotaan.
Keempat adalah bahan bakar terbarukan untuk pesawat atau yang sekarang umum disebut Sustainable Aviation Fuel (SAF), dibuat dari kombinasi minyak nabati khusunya kelapa dan inti sawit untuk unsur n-alkanes-nya, kemudian dicampur dengan minyak biomassa (Bio-Oil) untuk mengisi compoment aromatic, iso/cyclo-alkanes-nya.
Kelima adalah Drop-in Gasoline, yaitu bensin yang persis sama dengan bensin fosil hanya ini dibuat dari minyak nabati. Sedangkan yang keenam adalah bensin murah yang diolah dari sampah atau limbah, komposisinya mirip komposisi SAF, hanya dipilih yang rantai karbonnya lebih pendek di kelas bensin. Tidak mengapa bila cita-cita merdeka dalam urusan BBM ini bersifat bottom-up dari rakyat untuk negeri ini, karena yang dari top-down ditunggu belum juga muncul cita-cita mandiri untuk energi ini. Merdeka !
Pos Lainnya
Regenerative Carbon for Carbon-Free Energy
Dec 08, 2022
Low Value Fuels for High Power Generation
Dec 08, 2022
Bangsa Penakluk Carbon
Dec 08, 2022
Green Power Generation
Dec 08, 2022
Penampakan Fast Pyrolysis Reactor (FPR)
Dec 08, 2022
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar