Tantangan Mini Untuk Peluang Maxi Di Era Transisi Energi
Advanced Renewable
Tue , 11 Jul 2023 17:11 WIB
Semua teknologi yang dibutuhkan untuk menghadirkan bahan bakar baru dan terbarukan, yang bersih dan carbon neutral itu sebenarnya sudah ada sejak abad lalu, dan bahkan sudah digunakan sangat luas di industri oil and gas hampir satu abad terakhir. Hanya saja ketika teknologi-teknologi ini hendak digunakan di era transisi energi, ada tantangan baru, yaitu tantangan untuk bisa mengecilkannya tanpa kehilangan efisiensinya.
Mengapa harus dikecilkan? karena karakter biomassa yang hendak diolah menjadi bahan bakar modern itu bersifat bulky, density-nya rendah dan demikian pula dengan kandungan energinya yang juga rendah. Bila bahan baku harus diangkut ke kilang-kilang besar yang terpusat seperti era minyak bumi, pasti tidak efisien - mahal di ongkos angkutnya.
Maka kilang-kilang baru era energi transisi harus bisa dibuat sekecil mungkin agar bisa menyebar ke sentra-sentra produksi biomassa dan sekaligus sentra penggunanya, sehingga selain bersifat carbon neutral, low carbon foot print dalam transportasinya, juga bahan bakar bisa sangat murah.
Dalam hitungan saya, reaktor gasifikasi, Fischer-Tropsch Synthesis (FTS), Fluidized Catalytic Cracking (FCC) plus Fractional Distillation (FD) skala mikro mestinya bisa dibuat dalam satu kontainer 20' . Dengan skala ini dia bisa mengolah 2 ton biomassa per hari dan menghasilkan sekitar 350 liter bensin dan/atau solar tergantung katalis dan suhu yang digunakan di proses FTS. Ini cukup untuk kebutuhan bensin atau solar di satu desa terpencil.
Micro Bio-Refinery ini juga bisa dibuat fleksible dalam produk akhirnya. Bila unit FTS dan FCC kita ganti dengan unit STM (Syngas To Methanol), maka kontainer menjadi penghasil methanol dengan kapasitas 1,000 liter per hari. Cukup untuk menggantikan kebutuhan LPG satu desa dengan kompor methanol yang videonya saya ungga kemarin (https://lnkd.in/gfMvBmDC).
Jadi kalau di desa terpencil itu ada dua kontainer, yang pertama menghasilkan bensin dan solar, sedangkan yang kedua menghasilkan methanol, maka desa terpencil tersebut sudah bisa mandiri energinya sendiri. Bukan hanya itu, akan ada ekonomi energi yang berputar di desa itu, sehingga meskipun terpencil mereka juga bisa makmur. Seperti Qatar, Kuwait atau Brunei tetapi dalam ukuran desa!
Semua teknologi yang saya sebutkan di atas, mulai dari gasifier, FTS, FCC, FD dan STM adalah teknologi matang dengan tingkat Technological Readiness Levels (TRL) 9, bahkan banyak vendor di pasar oil and gas yang siap mensuplai-nya. Hanya saja seperti yang saya ungkapkan di atas, kapasitasnya yang mereka siap buat rata-rata sangat besar. Jawabannya sama ketika saya minta dibuatkan yang skala micro - tidak ekonomiis katanya!
Disinilah justru letak sejumlah inventions itu dibutuhkan, menemukan hal-hal yang baru yang orang lain belum bisa melakukannya. Siapa tahu ini menjadi peluang Anda yang memiliki kompetensi dan passion di bidang ini.
Pos Lainnya
Dahulu Meng-idolakan Bapaknya
Jul 11, 2023
Api Hijau Tongkol Jagung
Jul 11, 2023
Sindrom Timun Kunting
Jul 11, 2023
CO2 Regenerative Energy (CO2RE)
Jul 11, 2023
Nilai Tambah Sampah dan Limbah
Jul 11, 2023
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar