Regenerative Gas Turbine (RGT) for Distributed Power
Advanced Renewable
Tue , 30 Jan 2024 17:25 WIB
Kebutuhan energi listrik yang tumbuh masif seiring dengan perkembangan teknologi, akan membutuhkan solusi yang berbeda dari yang sudah ada sekarang. Masyarakat di daerah atau pulau terpencil-pun sangat membutuhkan supply listrik yang ada setiap saat, pun demikian masyarakat perkotaan yang mulai ramai menggunakan kendaraan listrik - butuh stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang lebih cepat menyebar.
Selain itu masyarakat modern juga sangat eager untuk dapat segera menggunakan energi bersih, sementara rata-rata penyedia listrik di dunia baru akan mencapai Net Zero Emission antara tahún 2050 hingga 2070.
Maka yang dibutuhkan adalah unit-unit kecil pembangkit listrik yang mudah dihadirkan dimana saja kapan saja, atau yang dikenal dengan distributed power generation. Hanya saja, unit pembangkit listrik skala kecil yang umumnya dipakai saat ini membutuhkan banan bakar fosil khususnya diesel, sehingga selain biaya produksi listriknya yang mahal, juga emisi CO2-nya yang tinggi.
Keberadaan ribuan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di negeri 17,500 Pulau ini adalah suatu keterpaksaan, karena kondisi darurat ketika belum ada pilihan lainnya. Maka sketsa saya dibawah ini bisa menjadi salah satu pilihan, untuk menghadirkan listrik dimana saja dan kapan saja, dan lebih dari itu listrik yang dihasilkan juga sudah nyaris zero emission.
Pembangkit listrik baru ini kami sebut Regenerative Gas Turbine (RGT). Pembangkit listriknya dihasilkan dari gas turbine, sedangkan bahan bakar gas-nya menggunakan syngas yang dihasilkan reaktor OCCYRE (Onboard Carbon Cycle Regenerative Energy). OCCYRE menggunakan dua banan bakar carbon dari biomass setempat atau carbon dari hasil tangkapan emisi CO2 menggunakan teknologi FlueTrap, dan CO2 yang langsung direaksikan menjadi CO di dalam reaktor (Boudouard reaction : CO2+C==> 2CO).
Dua manfaat sekaligus dari penggunaan RGT ini, pertama biaya banan bakar akan menjadi sangat murah - karena dari biomassa setempat yang tidak butuh biaya transportasi yang mahal, bahan bakar kedua bahkan gratis karena dari CO2 yang ditangkap secara in-situ dan secara instant dirubah menjadi energi kembali ( CO ).
Manfaat kedua adalah RGT ini nyaris zero emission, karena seluruh CO2-nya ditangkap dan digunakan untuk menghasilkan energi kembali. Kalau toh masih ada sangat sedikit emisi, itu karena faktor yang belum terelakkan - misalnya ketika biomassa setempat masih diangkut dengan alat angkut yang menggunakan mesin internal combustion engine (ICE) dlsb.
Dua teknologi yang menjadi enabler dari RGT ini yaitu OCCYRE reactor dan FlueTrap sudah bisa kami buat, sedangkan gas turbine-nya sudah banyak yang mengembangkan di pasar, termasuk yang ukuran mikro. Maka bila Anda tertarik untuk menjadi mitra kami dalam penyediaan gas turbine-nya, preferably menggunakan External Combustion Gas Turbine (ECGT), maka Anda bisa menjadi mitra kami di industri energi baru ini.
Other Post
Kesehatan Regeneratif Dalam 3 Langkah
Jan 30, 2024
Survival Food Dari Ecofood
Jan 30, 2024
Agar Tetangga Tidak Membakar Sampah Sembarangan
Jan 30, 2024
BioHydrogen Economy
Jan 30, 2024
Waste Heat Gas Turbine in The Making
Jan 30, 2024
Categories
Renewable Energy
Please register first!
For post a new comment. You need to login first. Login
Comments
No comments