Perspektif Baru Tenaga Angin
Advanced Renewable
Mon , 15 Jan 2024 04:21 WIB
Salah satu energi terbarukan yang akan selalu ada di bumi adalah angin. Hanya sayangnya, dengan teknologi yang ada saat ini - angin di daratan kita yang rata-rata kecepatannya 3 m/s atau 10,8 km/jam, belum ekonomis untuk ditambang sebagai sumber energi terbarukan.
Sehingga pembangkit listrik tenaga angin dengan teknologi saat ini baru feasible untuk daerah-daerah pinggir pantai atau daerah lainnya yang memiliki kecepatan angin sekitar dua kali dari yang ada di darat. Atau bila dilakukan di darat, butuh tempat yang tinggi seperti atap high-rise building supaya mendapatkan kecepatan angin yang cukup.
Namun itu adalah kalau teknologi kita seperti saat ini, yaitu pembangkit listrik tenaga angin yang menetap pada suatu tempat, dia pasif dan pasrah dengan kecepatan angin yang datang kepadanya semata. Bagaimana kalau kita buat pembangkit listrik tenaga anginnya juga bergerak?
Inilah yang saya sebut perspektif baru itu, ketika pembangkit listrik kita tempatkan pada mobil kita misalnya, maka kecepatan angin akan menjadi penjumlahan dari kecepatan mobil kita plus kecepatan angin - bila mobil berlawanan arah dengan arah angin. Atau sama dengan kecepatan mobil dikurangi kecepatan angin - bila arah mobil searah dengan arah angin.
Karena daya yang diahasilakan oleh pembangkit listrik tenaga angin itu fungsi pangkat tiga dari kecepatan angin, maka ketika kecepatan angin menjadi sepuluh kali lipat, daya yang dihasilkan adalah 1,000 kali lipat. Bila kecepatan anginnya 100 kali lipat, daya yang dihasilkan menjadi 1,000,000 kali lipat!
Ilustrasi dalam sketsa di bawah menggambarkan contoh perhitungannya untuk setiap m2 penampang kendaraan (A) yang digunakan. Bila mobil kita berjalan rata-rata 80 km/jam dan searah angin, maka potensi energi lsitriknya hanya sekitar 1.7 kW, bila dia berlawanan arah angin akan meningkat menjadi 3.9 kW.
Tetapi kalau pembangkit yang sama kita taruh di 'kendaraannya Nabi Sulaiman' yang direkonstruksi dengan teknologi saat ini menjadi Wing In Ground and Venturi Effect (WIGVE), ketika dia terbang 300 km/jam searah angin, potensi listrik yang dihasilkan adalah 127 kW per m2 penampang yang digunakan untuk menagkap angin. Bahkan ketika dia berjalan melawan arah angin potensinya akan lebih besar lagi, yaitu 158 kW per m2 penampang.
Challenge-nya tinggal mengatur agar penampang yang digunakan untuk menangkap angin ini tidak mempengaruhi aerodynamic kendaraan. Dan untuk ini bisa diatasi dengan Bernoulli Equation (BE) dan Venturi Effect (VE), itulah sebebanya sistem ini kami perkenalkan denagn nama AirBeVe - udara yang dikelola dengan BE dan VE.
Juga berarti Beyond Vehicle (BeVe), karena dengan listrik berlebih yang dihasilkan oleh 'kendaraan Nabi Sulaiman' dia bukan hanya bisa mencukupi energi untuk dirinya sendiri, tetapi dia juga menjadi pembangkit listrik terbang - yang kelebihan listriknya bisa di-download untuk keperluan lainnya ketika dia mendarat!
Pos Lainnya
The Bright Side of Carbon
Jan 15, 2024
Bahan Bakar Alternatif, Dari Mana Asalnya?
Jan 15, 2024
H2 Power: Cheaper and Cleaner
Jan 15, 2024
Affordable Clean Energy In One Step
Jan 15, 2024
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar