Net-Zero Fuels and Power Generation
Advanced Renewable
Mon , 12 Dec 2022 18:19 WIB
Salah satu oleh-oleh dari G20 summit di Bali pekan ini, Indonesia sepakat untuk menghentikan ekpansi penggunaan pembangkit listrik tenaga batubara lebih cepat, dengan kompensasi mendapatkan pembiayaan iklim (climate finance) US$ 20 Milyar dari AS.
Pertanyaannya adalah dengan apa kita memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik kita yang akan terus melonjak, bila ekspansi pembangkit listrik batubara dihentikan? Padahal hingga kini batubara masih yang terbesar kontribusinya pada kapasitas kelistrikan nasional kita, mencapai sekitar 50%.
Maka disinilah dibutuhkannya lompatan besar dalam pengadaan listrik kita yang bersih dan sustainable. Salah satu yang kami usulkan adalah penggunaan biomasa, khususnya biomassa generasi kedua dan ketiga, yaitu limbah pertanian, perkebunan, kehutanan dan micro maupun macroalgae.
Biomassa tersebut bukan hanya untuk menjawab kebutuhan listrik, tetapi juga memenuhi kebutuhan bahan bakar yang juga terus meningkat di tengah terus menyusutnya cadangan minyak bumi kita. Untuk teknologi bahan bakarnya sudah saya tulis lengkap setahun terakhir, dan sudah dikumpulkan dalam satu buku Biohydrocarbon Economy - yang saya publikasikan kemarin.
Untuk produksi listriknya bisa diambilkan dari limbah panas dari rangkain proses produksi drop-in byohydrocarbon fuels tersebut. Mulai dari limbah panas Fast Pyrolysis, Gasification, Biogas Reforming, Fischer-Tropsch Synthesis sampai Fluidized Catalytic Cracking (FCC). Seluruh proses ini menggunakan sumber energi dari sebagian kecil biomassa yang kita korbankan untuk keseluruhan proses.
Agar efektif konversi limbah panas yang melimpah tersebut menjadi daya listrik, kami gunakan Organic Rankine Cycle (ORC) Microturbine. ORC Microturbine ini bisa kita buat dalam skala yang sangat kecil , beberapa kilowatt, bisa juga dibuat untuk ukuran yang cukup besar hingga 5 megawatt. Rentang ukuran inilah yang sesuai dengan karakter limbah panas biomassa yang rata-rata sumbernya sangat luas meneyebar, jadi pembangkit listriknya juga harus bersifat distributed.
Pembangkit listrik yang terdistribusi tersebut bisa diintegrasikan dalam grid yang sudah ada (on-grid) namun juga sangat ideal untuk pembangkit off-grid yang akan tumbuh pesat ke depan. Siapa yang membutuhkan listrik off-grid ini ? Electric Vehicle ecosystem yang butuh pengisian baterei dimana saja kendaraan bisa berjalan - ideal disolusikan dengan off-grid. Juga pembangunan daerah atau pulau terpencil, industri-industri yang ingin mandiri energi dengan memanfaatkan limbah panasnya sendiri, dlsb.
Design ORC Microturbine ini di kami sudah selesai perencanaannya, gambar kerja untuk ukuran 10 - 200 kilowatt-pun sudah siap, produksi masalnya siap bila ada yang mau mendanai. Maka instutusi dan korporasi yang tertarik untuk meng-integrasi-kan sollusi dari kami ini kedalam program pengurangan emisinya sudah bisa bicara detilnya dengan kami.
Other Post
B2G Technologies for Ecogas Three Musketeers
Dec 12, 2022
Introducing Low Cost Green Hydrogen
Dec 12, 2022
Perspektif Baru, Energi Baru
Dec 12, 2022
The Broken Cage
Dec 12, 2022
Categories
Renewable Energy
Please register first!
For post a new comment. You need to login first. Login
Comments
No comments