In Search of the Rare
Advanced Renewable
Tue , 30 Jan 2024 16:34 WIB
Seiring dengan perburuan energi baru, produksi dan penyimpanannya yang semakin efektif, unsur-unsur tanah jarang atau Rare Earth Elements (REE) juga semakin dibutuhkan. REE ini adalah unsur-unsur kimia yang umumnya ada di tabel periodik baris kedua dari bawah, dari Lanthanum (La) hingga Lutetium (Lu). Lantas untok apa REE ini?
Hampir semua produksi dan penyimpanan energi baru membutuhkannya. Misalnya untuk yang produksinya menggunakan katalis, maka yang terbaiknya ada di REE ini yaitu La dan Ce (Cerium). Untuk penyimpanan energi dengan baterei, diantara yang terbaiknya juga La. Kemudian bila kita butuh magnit yang sangat kuat untuk motor atau generator listrik yang sangat efektif misalnya, kita butuh Dysprosium (Dy) atau Holmium (Ho).
Masalahnya adalah sebagaimana namanya Rare Earth Elements, unsur-unsur tersebut menyebar di permukaan bumi dengan konsentrasi yang sangat rendah. Teknologi ekstraksi yang paling banyak digunakan saat ini melibatkan energi tinggi dam chemical solvent yang tidak ramah lingkungan. Karenanya beberapa negara maju-pun enggan memproduksinya dan dilempar ke negeri-negeri yang mau memproduksinya - lengkap dengan konsekwensi dampak lingkungannya.
Kabar baiknya adalah, kini para ilmuwan - termasuk yang berada dalam ecosystem Advanced Renewable Organization (ARO) - tengah mendalami cara baru untuk berburu REE ini, yang lebih hemat energi, hemat biaya dan juga ramah lingkungan. Teknik yang kami dalami adalah biosorpsion yang melibatkan microorganism baik dari golongan bakteri tertentu ataupun microalgae spesies tertentu.
Di negeri ring of fire - negeri yang dikelilingi gunung berapi ini, sumber-sumber REE kita sesungguhnya sangat banyak, mesikpun konsentrasinya tetap sangat rendah, namun kalau kita berhasil menambangnya dengan cara yang efektif, low cost dan ramah lingkungan, sangat bisa jadi negeri ini menjadi produsen REE yang sangat besar kedepan, sebagaimana negeri ini sudah terkenal sebagai penghasil utama emas, tempaga, timah dan nikel.
Meskipun operasiya akan bisa murah, biosorption yang akan melibatkan pasukan microorganism tersebut membutuhkan riset yang mahal dengan laboratorium-laboratorium yang canggih. Karena setelah kita memperoleh spesies bakteri ataupun microalgae yang paling sesuai sekalipun, sama dengan manusia - dia tidak akan langsung bisa bekerja menjalankan tugasnya seperti yang kita kehendaki.
Perlu banyak sekali perlakuan dan pemuliaan sampai pasukan microorganism tersebut siap menjadi 'pekerja tambang' yang produktif untuk menambang REE yang langka dan mahal - tetapi sangat dibutuhkan di era transisi energi tersebut. Maka para peneliti, para kandidat doktor yang menekuni bidang ini di dalam maupun luar negeri - terutama yang memiliki akses terhadap laboratorium canggih yang dibutuhkan, dapat bergabung dengan ecosystem Advanced Renewable Organization (ARO) yang tengah menyiapkan industri tambang masa depan ini.
Pos Lainnya
H2ICE: Mesin Pembakaran Internal Dilahirkan Kembali
Jan 30, 2024
Bio-Fuels : 7 Sumur 1 Sumber
Jan 30, 2024
Perspektif Baru Tenaga Angin
Jan 30, 2024
BioLPG, Berapa Biayanya?
Jan 30, 2024
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar