64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Energi Dari Muara Sungai

Advanced Renewable

Tue , 15 Aug 2023 21:07 WIB


Salah satu sumberdaya terbesar negeri ini adalah sungai, kita memiliki sekitar 70,000 sungai di seluruh Nusantara. Sebagian sudah dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air, dan inilah produksi listrik yang termurah memang. Namun potensi dari sungai yang sesungguhnya belum termanfaatkan, yaitu potensi di muaranya. Ada apa di muara sungai?

Air segar dari hujan dan sumber air di gunung, mengalir sepanjang sungai dan akhirnya sampai ke muara bercampur dengan air laut menjadi asin. Air segar yang sampai muara sungai di laut sesungguhnya menjadi limbah, yaitu air segar yang tidak bisa kita manfaatkan lagi sebagai air minum maupun air untuk mengairi lahan-lahan pertanian kita, air yang sudah kita buang ke laut - seperti kita membuang sampah pada umumnya.

Tetapi justru di sinilah pelluang terbesarnya, sebelum air segar bercampur dengan air laut di muara sungai, bukankah dia masih bisa kita olah menjadi energi yang sangat bersih? Dengan serangkian reaksi di bawah kita akan bisa melihat peluang besar itu.

Air tawar lebih mudah diproses ketimbang air laut karena air laut butuh proses desalinasi yang mahal kalau mau digunakan untuk produk-produk turunan. Air tawar yang direaksikan dengan karbon dari biomassa -limbah dan sampah - akan membentuk CO dan H2, yaitu building blocks yang serbaguna untuk berbagai produk Advanced Biofuels. Reaksinya disebut Water Gas Reaction (WGR), yaitu salah satu reaksi yang terjadi pada proses gasifikasi.

Komposisi CO dan H2 ini bisa dikendalikan dengan reaksi lain yang disebut Water Gas Shift Reaction (WGSR) atau sebaliknya Reverse Water Gas Shift Reaction (R-WGSR), ini bisa dilakukan dalam sistem gasifikasi tertentu atau bisa juga dilakukan di tabung reaktor yang terpisah.

Nah sekarang setelah kita memiliki CO dan H2 yang komposisinya bisa kita kendalikan dengan (R)WGSR, kita akan bisa memproduksi segala jenis bahan bakar canggih atau yang disebut Advanced Biofuels di Renewable Energy Directive 2 (RED2) -nya Uni Eropa.

Kita bisa produksi green diesel, bio-jet, bio-gasoline dan bio-LPG melalui Fischer-Tropsch Synthesis (FTS). Kita bisa produksi bio-methanol melalui Syngas To Mehanol (STM) , dan kita juga bisa produksi bio-DME melalui Syngas To DME (STD). Dua yang terakhir yaitu bio-methanol dan bio-DME juga bisa berperan sebagai green-hydrogen carrier yang sangat efektif, membawa hydrogen lebih banyak dari hydrogen murni sendiri dalam satuan volume yang sama.

Masihkan kita akan menunggu 2060 untuk bisa menikmati Net-Zero Emission? Padahal di depan mata kita ada 70,000-an muara sungai yang bisa menjadi basis produksi segala bentuk Advanced Biofuels, yaitu bahan bakar yang renewable dan carbon netral. Kita kudu bisa pungut air segar yang tidak terhitung volumenya ini sebelum kita buang ke laut!

Tags:
Green Diesel Biomass Carbon Bio gasoline Syngas LPG BioJet Hydrogen BioMethanol Bio-DME Air

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar