Defosilisasi Bukan Dedieselisasi
Advanced Renewable
Thu , 08 Dec 2022 21:29 WIB
Negeri kepulauan dengan jumlah pulau mendekati 17,500 pulau ini memiliki tantangan yang tidak mudah untuk bisa menghadirkan listrik di setiap pulaunya. Saat ini baru ada sekitar 5,200 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), padahal listrik dari PLTD inilah yang hingga kini masih paling memungkinkan untuk pulau-pulau kecil dan menengah kita.
Artinya apa? Bila kita baru punya 5,200 PLTD, berarti ada sekitar 12,300 pulau kecil yang belum mendapatkan listrik dari utility company - jumlah pastinya mungkin malah lebih besar karena sebagian PLTD juga adanya di pulau besar.
Di sisi lain PLTD juga masalah rumit di negeri ini, dia yang paling memungkinkan untuk menjangkau pulau dan daerah terpencil tetapi dia juga yang paling mahal. Ongkos listrik yang dihasilkan masih di kisaran Rp 3,000/kWh (sekitar US$ 20 cent/kWh) atau sekitar 2 kali lebih mahal dari rata-rata biaya listrik yang dibayar oleh masyarakat - artinya harus disubsidi hingga 50%-nya!
Maka tidak heran bila utility company membuat program dengan apa yang disebut dedieselisasi, tidak kurang 250 MW PLTD yang direncanakan di-dedieselisasi dalam beberapa tahun mendatang. Gantinya apa? Salah satunya adalah dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Hanya saja PLTS ini juga bukan solusi yang ideal untuk negeri ini, pertama karena mayoritas komponennya harus diimpor, kedua efektifitas solar panel di negeri berawan ini cenderung rendah - sehingga biaya listriknya-pun cenderung masih tinggi, hitungan saya masih di kisaran US$ 15 cent/kWh, dan ketiga mau dikemanakan mesin-mesin genset yang mahal-mahal tersebut ketika dia diganti PLTS? Di satu sisi butuh investasi baru yang mahal - siapapun yang berinvestasi, sementara aset mahal yang sudah ada tidak lagi bisa digunakan.
Maka saya memberi penawaran terbuka yang lain, jangan dilakukan dedieselisasi, tetapi lakukanlah defosilisasi. Jangan mesin dieselnya yang diganti, tetapi bahan bakar-nya saja yang diganti. Dari semula bahan bakar fosil yang kotor dan mahal - karena harus didatangkan dari pulau-pulau besar yang jauh, diganti dengan biofuels yang diproduksi oleh masyarakat setempat dengan bahan baku dari wilayah layanan PLTD itu sendiri.
Dengan solusi ini listrik bukan hanya murah, hitungan saya hanya sekitar US$ 10 cent /kWh-nya, dia bahkan akan menghidupkan ekonomi setempat. Masyarakat yang semula hanya sebagai konsumen listrik, kini mereka bisa ikut berproduksi biomassa yang tumbuh setempat untuk menghasilkan biofuels yang setara diesel. Tidak lagi perlu subsidi untuk listrik murah bagi masyarakat yang mandiri energi ini. Institusi atau korporasi yang tertarik program defosilisasi bukan dedieselisasi ini dapat menghubungi kami untuk detilnya.
Pos Lainnya
Menghijaukan Gurun
Dec 08, 2022
Mesin-Mesin Peradaban
Dec 08, 2022
Reformasi Energi dengan Teknologi Reformasi
Dec 08, 2022
Carbon-Free Electricity
Dec 08, 2022
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar