64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Carbon Sebagai Aset, Bukan Beban

Advanced Renewable

Tue , 13 Feb 2024 18:47 WIB


Seperti binatang buas, carbon itu hanya berbahaya bila dia berkeliaran di alam bebas - atmosfir bumi secara tidak terkendali. Dia mejadi sumber daya yang multiguna manakala bisa kita 'jinakkan' dan kelola secara maksimal, antara lain menjadi energi. Segala bentuk energi yang kita gunakan saat ini dan di masa depan seluruhnya bisa dihasilkan dari carbon, grafik di bawah menjelaskan hal ini.

Garfik bagian kanan adalah akumulasi carbon sebagai dampak dari penggunaan energi. Akumulasi carbon ini - mayoritasnya dalam bentuk CO2 terjadi dengan sendirinya di atmosfir bumi hingga saat ini - karena belum kita kelola! Begitu berhasil kita tangkap dan kelola, dia menjadi aset yang bisa kita rubah menjadi bahan bakar apa saja, yang saya summary-kan di grafik bagian kiri.

CO2 adalah carbon yang teroksidasi penuh, tidak mengandung energi ( 0 MJ/kg), namun bila kita bisa ambil satu O-nya saja, dengan reaktor OCCYRE yang beroperasi berdasarkan Boudouard reaction, dia akan menjadi CO yang sudah mengandung energi lagi (~10 MJ/kg). Bila diambil kedua O-nya dengan elektrolisa, dia menjadi padatan carbon murni yang kandungan energi-nya setara dengan 2/3 dari energi minyak bumi (~30 MJ/kg).

Akan menjadi lebih menarik lagi bila CO tersebut dijadikan bahan bakar yang lebih tinggi, yang paling ideal bila CO digunakan untuk memproduksi hydrogen dengan Water Gas Shift (WGS) reaction, hasilnya akan mejadi hydrogen murni dengan kandungan energi yang sangat tinggi (~120 MJ/kg).

Bila hydrogen tidak langsung digunakan in-situ dan in-time, perlu disimpan dan ditransportasikan, maka hydrogen bisa 'disimpan' dahulu dalam bentuk oxygenates, karena menyimpan dan mentransportasikan hydrogen murni sangatlah mahal - butuh tekanan 700 Bar atau suhu minus 253 derajat Celsius.

Oxygenates seperti methanol, ethanol dan DME (Dimethyl Ether) selain bisa difungsikan sebagai hydrogen carrier, juga bisa langsung digunakan untuk bahan bakar dengan kalori yang menengah ( ~ 20 - 28 MJ/kg).

Karena yang paling banyak dibutuhkan saat ini masih bahan bakar hydrocarbon seperti diesel, jet-fuel, bensin dan LPG , maka CO juga bisa dijadikan bahan bakar hydrocarbon tersebut. Untuk ini CO butuh pendamping H2 - yang juga bisa diproduksi dari CO melalui WGS reaction tersebut diatas.

Dengan rangkaian berbagai produk bahan bakar yang bisa diturunkan dari CO2 ke CO dan seterusnya ini, menjadi ironi bila dunia mempersepsikan CO2 sebagai sesuatu yang masih harus dibuang ke udara dengan segala konsekwensinya, menimbulkan masalah pemanasan global, perubahan iklim, cuaca ekstrem dlsb., kemudian dunia harus mengeluarkan dana yang sangat kolosal untuk berusaha menghilangkannya kembali dari atmosfir bumi dengan apa yang disebut decarbonization.

Mengapa tidak langsung ditangkap di sumbernya dan dijadikan energi? Disinilah dibutuhkan perubahan persepsi itu, dari melihat CO2 sebagai beban menjadi CO2 sebagai aset, setelah itu baru kita bisa solusikan kebutuhan teknologinya.

Tags:
Energy Emission Carbon Hydrogen

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar