64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Biomass To Biofuels Pathways

Advanced Renewable

Fri , 09 Dec 2022 17:45 WIB


Sang pencipta kita sudah memberikan petunjukNya, bahwa kenikmatan bagi orang yang melakukan perjalanan itu berasal dari api yang dinyalakan dari pohon yang ditumbuhkanNya (QS 56:71-73). Kenikmatan apa yang dimaksud? Apa yang terkait dengan api, pohon dan perjalanan di jaman ini? Itulah yang kita kenal sekarang sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.

Kita tidak akan bisa menikmatin perjalanan jaman ini bila tidak ada bahan bakar. Pun ketika bahan bakar bukan dari pohon yang ditanam, maka kenikmatan itu tidak sustainable. Karena seabad terakhir kita sudah nyaris menghabiskan bahan bakar dari pohon jutaan tahun silam, maka saatnya kini kita harus kembali ke bahan bakar yang fitrah - yaitu yang berasal dari pohon yang kita tanam saat ini.

Inilah yang sekarang kita menyebutnya sebagai biofuels, alhamdulillah dengan segala ilmu pengetahuan dan state of the art teknologi yang ada saat ini - kita punya banyak pilihan untuk bisa merubah pohon atau yang kita sebut biomassa menjadi biofuels yang sesuai untuk kendaraan-kendaraan jaman ini, baik berupa bensin, diesel dan bahkan juga bahan bakar pesawat terbang - avtur.

Ada tiga pilhan teknologi yang saat ini bisa ditawarkan oleh team ALTE - Alternative Energy kami untuk biofuels yang berasal dari biomassa ini - seperti dalam ilustrasi di bawah.

Teknologi yang paling umum dan relatif sederhana adalah dengan proses hidrolisa untuk merubah biomassa lignosellulosa menjadi glukosa, kemudian dari glukosa dilakukan fermentasi untuk menghasilkan etanol. Etanol ini sudah merupakan bahan bakar yang luas dikenal, meskipun kandungan energinya hanya sekitar 24MJ/l, bandingkan misalnya dengan bensin yang di kisaran 34 MJ/l. Etanol 10% di dalam bensin (E10) sudah umum dipakai di dunia untuk kendaraan bermsesin bensin tanpa modifikasi. Bisa sampai 85% etanol (E85) bila menggunakan mesin khusus.

Cara kedua biomassa diproses melalui fast pyrolysis untuk menghasilkan Bio-Oil, kemudian dari Bio-Oil di-upgrade dengan catalytic cracking ataupun hydrodeoxygenation (HDO) menjadi bahan bakar serupa bensin - Gasoline Like Fuel (GLF) maupun serupa diesel - Diesel Like Fuel (DLF), kesuanya bisa digunakan langsung tanpa perubahan mesin, masing-masing untuk mesin bensin dan mesin diesel.

Cara ketiga adalah yang paling canggih dan hasilnya paling maksimal. Yaitu biomassa dihidrolisa menjadi glukosa, kemudian glukosanya diumpankan ke biofactory berupa kultur heterotrophic microalgae, hasilnya akan berupa biomassa yang sudah mengandung energi tinggi. Proses fast pyrolysis dari biomassa microalgae ini akan menghasilkan Bio-oil (41 MJ/kg) yang sangat mendekati minyak bumi (42-47 MJ/kg).

Dari rute yang ketiga inilah ketergantungan terhadap minyak bumi nantinya akan dapat bener-benar ditinggalkan. Apalagi kini sudah ditemukan cara untuk budidaya microalgae heterotrophic - ultra high cell density (H-UHCD) yang hasilnya bisa mencapai 55 liter drop-in biofuels per pekan per 1 m3 kultur microalga!

Tags:
Fuels Biomass Biofuels

Please register first!

For post a new comment. You need to login first. Login

Comments

No comments