64x64

Muhaimin Iqbal
Author

BioLPG Untuk Mandiri Energi Dan Penurunan Emisi

Advanced Renewable

Tue , 30 Apr 2024 23:34 WIB


Kalau ada satu bahan bakar yang mestinya ada di top priority kita untuk mengatasinya, itulah LPG. Bahan baku LPG ini propane dan butane, mayoritasnya harus kita impor, dan dengan carbon footprint yang luar biasa besar dikirim ke seluruh penjuru negeri - dalam tabung-tabung yang beratnya melebihi isi LPG itu sendiri.

Mayoritas LPG ini yang digunakan untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah juga harus disubsidi dengan sangat beratnya - bak buah simalakama, dicabut subsidi rakyat menjerit, diteruskan subsidi terus menggerus anggaran belanja negara.

Lantas apa solusinya? Solusi bahan bakar lain akan sulit diterima, karena mayoritas masyarakat sudah terlanjur menikmati kemudahan penggunaan LPG ini. Jadi solusi itu tetap harus berupa LPG, selain kemudahan juga infrastruktur berupa tabung-tabung standard, sudah sangat masif.

Hanya sumber LPG ini yang bisa diganti, bila semula dari propane dan butane yang diimpor mayoritasnya, menjadi sepenuhnya bahan lokal dan bahkan bisa diproduksi masyarakat setempat - sehingga menekan carbon footprint. Bahan baku ini bisa berupa sampah dan limbah organik, baik padat maupun cair, baik melalui jalur thermochemical (gasifikasi) ataupun jalur biochemical (bio-digester), keduanya akan bisa digunakan untuk menghasilkan BioLPG, Bio Liquid Propane Gas.

Mayoritas reaktornya sudah saya share melalui unggahan sebelumnya, utamanya reaktor OCCYRE untuk merubah biomassa menjadi syngas, juga XH2 untuk meningkatkan kwalitas syngas yang semula kaya CO menjadi kaya H2. Untuk LPG dibutuhkan rasio molekul H2/CO >2,33. Bila sumbernya biogas, harus di-reform dahulu menjadi syngas, dan di-upgrade syngasnya untuk mencapai rasio H2/CO>2,33 tersebut.

Syngas yang telah memenuhi standard ini kemudian diumpankan ke reaktor GTX seperti pada gambar di bawah. Di dalam reaktor inilah reaksi Fischer-Tropsch Synthesis (FTS) terjadi, dengan pengaturan catalyst, suhu, tekanan dan residence time - hasilnya bisa diarahkan ke C3H8 (propane). Kemungkinan akan tercampur dengan C4H10 (Buthane), tidak masalah karena keduanya memang memiliki karakteristik yang mirip , tidak mengurangi kwalitas bahan bakar baru yang kita sebut BioLPG ini.

Namun ada campuran lain yang harus dipisahkan, yaitu gas CO dan H2 yang belum bereaksi menjadi produk LPG yang kita tuju, maka keluaran dari GTX reactor kita lewatkan satu reaktor lagi yaitu condenser. Dengan pengaturan kombinasi suhu dan tekanan, misalnya pada pada 10 bar dan 25 derajat Celsius, BioLPG yang kita tuju (C3H8 dan C4H10) akan menjadi cair, sedangkan gas CO dan H2 tetap gas - yang dikembalikan ke GTX reactor untuk proses ulang.

Pemerintah daerah, kelompok masyarakat dan pihak-pihak yang selama ini menghadapi kendala bahan bakar LPG ini, sudah bisa diskusi dengan kami untuk kemungkinan penerapan BioLPG ini, untuk mandiri energi dan menurunkan emisi!

Tags:
Energy Emission Bio LPG

Please register first!

For post a new comment. You need to login first. Login

Comments

No comments