Bahan Bakar dan Listrik Murah Era Transisi Energi
Advanced Renewable
Mon , 12 Dec 2022 18:33 WIB
Per pekan lalu penduduk bumi sudah mencapai angka 8 milyar dan terus bertambah, sementara sumber daya pendukung kehidupan relatif tidak bertambah, bahkan sumber daya seperti minyak dan tambang lainnya sudah menjelang habis. Maka muncullah konsep circular economy, agar rantai manfaat dari pendukung kehidupan tersebut bisa diperpanjang dan sedapat mungkin digunakan berulang.
Untuk yang sifatnya tidak habis pakai seperti plastik, logam, rare metal dlsb. lebih mudah untuk digunakan berulang dalam konsep circular economy, dan ini sudah banyak dilakukan di berbagai industri. Namun bagaimana untuk benda yang habis pakai seperti bahan bakar dan energi pada umumnya? Bagaimana membuatnya circular? Bagaimana memperpanjang rantai manfaatnya?
Inilah salah satu model Circular Energy Economy (Circene) - yang sudah sangat mungkin kita lakukan dengan teknologi-teknologi yang kita miliki.
Saya ambil contoh kasus biomassa - jenis apapun. Dalam pemanfaatannya di ekonomi linier, biomassa dibakar untuk menghasilkan panas dan panasnya untuk menghasilkan listrik. Dalam konsep ekonomi sirkular, sebelum dibakar habis - biomassa yang sama digunakan untuk menghasilkan listrik di sepanjang rantai prosesnya, ujungnya menjadi bahan bakar kwalitas tinggi dan baru di sini dibakar habis.
Dari biomassa menjadi bahan bakar modern seperti bensin, diesel, jetfuel dan LPG - ada 4 tahapan proses, yang di keempatnya bisa diambil limbah panasnya untuk menghasilkan listrik. Pada tahap BTL (Biomass To Liquid) fast pyrolysis di tingkat petani yang memproduksi bio-oil, limbah panas bisa digunakan untuk microturbine yang menggantikan diesel genset Pak Tani.
Di tingkat industri, bio-oil diproses menjadi syngas melalui proses LTG (Liquid To Gas) Gasification, juga menghasilkan limbah panas - yang bisa diproses untuk menghasilkan listrik industri. Baik BTL maupun LTG mengkonsumsi sebagian kecil bahan untuk memproses sebagian besarnya, masing-masing melalui proses autothermal dan partial oxidation.
Untuk proses berikutnya GTL (Gas To Liquid) Fischer-Tropsch synthesis (FTs) lebih sedikit lagi energi yang dibutuhkan, karena FTs bersifat exothermic - prosesnya sendiri menghasilkan panas tinggi. Jadi hanya perlu energi di awal ketika reaktor mulai dihidupkan sampai threshold atau activation temperatur tercapai, setelah itu panas akan diproduksi oleh reaksi sintesa syngas menjadi syncrude dan limbah panasnya kembali menjadi listrik lagi.
Fase terakhir adalah refinery syncrude menjadi berbagai synfuels yag dikehendaki melalui fluidized catalytic cracking (FCC) sekaligus fractional distillation (FD). Lagi-lagi panas hanya dibutuhkan di awal proses, selebihnya panas tinggi (500 - 700 derajat Celcius) dihasilkan dari pembakaran kerak carbon yang menempel pada katalis untuk regenerasi katalis - agar bisa terus dgunakan.
Jadi, bahan bakar dan listrik harus menjadi murah di era transisi energi, karena satu bahan dipakai untuk produksi keduanya.
Pos Lainnya
Pemanfaatan Emisi Untuk Cost Leadership Excellence
Dec 12, 2022
Waste Valorization To The Max
Dec 12, 2022
Tiga Masalah Satu Solusi : Waste and Emission to LPG
Dec 12, 2022
Technology for Carbon-Free Energy
Dec 12, 2022
Toward Carbon-Neutral and Carbon-Free Energy
Dec 12, 2022
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar