Aglomerasi Sampah, Emisi dan Regenerative Energy
Advanced Renewable
Tue , 23 Apr 2024 21:40 WIB
Hari-hari ini ramai dibicarakan soal aglomerasi Jakarta dengan kota-kota penyangga sekitarnya. Namun yang saya soroti bukan isu politiknya, melainkan terkait 3 masalah besar dan peluanng solusinya. Tiga masalah besar itu adalah terkait sampah, emisi dan ketahanan energi.
Untuk sampah, di Jakarta sendiri saat ini mengeluarkan 7.500 - 8.000n to sampah setiap hari, bila tidak ada disruption dalam penanganan sampah - problem ketersediaan TPA akan terus menghantui Jakarta. Bila digabung dengan kota-kota sekitarnya volume sampah ini menurut estimasi kami akan melonjak menjadi 12.000 ton sampah per hari.
Untuk emisi, ada sekitar 1.1 GW pembangkit listrik tenaga fosil di wilayah ini. Total emisinya sekitar 26.400 ton CO2 per hari, murni yang dari pembangkit listrik. Emisi dari sektor transportasi lebih besar lagi, sekitar 2 kali dari emisi pembangkit listrik untuk wilayah ini.
Untuk masalah energi, kebutuhan energi listrik akan melonjak selain untuk mengimbangi pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, juga karena eleketrifikasi transportasi, kendaraan listrik, kereta istrik dlsb.
Tiga masalah ini selama ini selalu dipikirkan sebagai tiga masalah yang berbeda, juga oleh team yang berbeda - hasilnya tiga masalah tetap tiga masalah, dibuat aglomerasi ataupun tidak - tiga masalah ini akan sulit teratasi bila ditangani secara terpisah satu sama lain. Lantas apa solusinya?
Yang kami tawarkan adalah satu solusi untuk ketiganya sekaligus, yaitu solusi Regenerative Energy (RE) mindset! Bagaimana kongkritnya? Pertama seluruh sampah diarangkan, dari 12.000 ton sampah per hari, yang bisa dipulung oleh para pemulung hanya sekitar 1/4-nya, selebihnya itulah yang menumpuk di TPA. Yang biasanya berujung di TPA inilah yang semua dikonversi menjadi arang aktif dan terfungsionalisasi (AFC - Activated and Functionalized Carbon). Hasilnya akan menjadi 3.000 ton AFC per hari, lantas untuk apa?
AFC untuk menyerap CO2 tersebut di atas, 3.000 ton AFC akan dapat menangkap 11.100 ton CO2 atau 42% dari total emisi pembangkit listrik 1.1 GW. AFC ini plus CO2 bila direaksikan dalam Boudouard reaction akan menjadi 14.100 ton gas CO, yang kalau digunakan sebagai bahan bakar pembangkit akan cukup untuk setara 490 MW capacity, atau 45% dari kebutuhan bahan bakar 1.1 GW pembangkit.
Dari rangkian ini kita bisa lihat, maslah emisi teratasi 42%, masalah kebutuhan energi listrik teratasi 45%, dan sampah teratasi 100%. Nice proble to have, seluruh sampah di aglomerasi Jakarta habis dan bahkan tidak cukup untuk menangkap CO2 yang dikeluarkan oleh pembangkit yang ada, ada peluang daerah-daerah lain yang punya problem sampah yang sama - nimbrung ke solusi ini, ubah sampah Anda menjadi AFC, karena dari sinilah solusi ini berawal!
Pos Lainnya
Alternative Crude Oil : Minyak Untuk Kita-Kita
Apr 23, 2024
Power and Emission To X (PETX)
Apr 23, 2024
Energy Transition 3D
Apr 23, 2024
3D Solution for Energy Trilemma
Apr 23, 2024
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar