Satu Solusi Untuk Dua Kerusakan : Di Darat dan di Laut
Advanced Renewable
Tue , 11 Jul 2023 17:20 WIB
Hari-hari ini kita masih merasakan panas yang menyengat yang hampir merata di seluruh Asia. Penjelasannya yang paling masuk akal sejauh ini adalah karena global warming yang masih terus terakselerasi, sedangkan target untuk menurunkan emisi hingga Net-Zero Emission 2050 itu telalu jauh, sebagian kita tidak akan bertahan hingga 2050.
Lantas apa solusinya? laju global warming harus diperlambat, yang berarti juga gerakan decarbonisasi-nya yang dipercepat. Bahan bakar fosil yang digunakan di darat dan di laut sudah sangat memungkinkan untuk digantikan dengan bahan bakar yang carbon neutral. Bahkan salah satu pelayaran terbesar di dunia sudah menyiapkan kapal-kapal cargo yang akan menggunakan bahan bakar bio-mehanol, yang mulai berlayar tahun depan.
Selain produksi bio-methanol yang sudah sangat memungkinkan untuk di-scale-up secara kolosal di seluruh dunia, konversinya menjadi energi transportasi juga sudah matang dan sangat efisien. Nathalie super car dan tug boat HydrogenOne pada foto di bawah adalah contoh aplikasi teknologi bahan bakar methanol yang paripurna.
Keduanya menggunakan apa yang secara umum disebut Reformed Methanol Fuel Cells (RMFC), keduanya menggunakan mesin listrik, tetapi listriknya dihasilkan oleh kendaraan itu sendiri, yaitu methanol yang direformasi menjadi hydrogen, kemudian hydrogen-nya yang digunakan sebagai bahan bakar untuk fuel cells-nya untuk menghasilkan listrik.
Proses RMFC masih mengeluarkan emisi CO2, maka di sinilah pentingnya penggunaan bio-methanol, dan bukan methanol dari fosil (dari gas alam atau batubara). Bila methanol yang digunakan sebagai bahan bakar RMFC adalah bio-methanol, maka CO2 yang keluar dari proses RMFC ter-offset oleh CO2 yang diserap tanaman penghasil biomassa yang digunakan untuk menghasilkan bio-methanol tersebut.
Ini menjadi peluang terbesar kita, di negeri tropis di katulistiwa ini, biomassa tumbuh sepanjang tahun, tidak mengenal musim gugur dan musim dingin dimana tanaman mengurangi dan bahkan berhenti tumbuh. Biomassa yang tidak kita gunakan untuk pangan atau pakan, yaitu limbah pertanian, perkebunan dan hutan, serta biomassa dari sampah perkotaan - semuanya bisa diolah menjadi bahan bakar masa depan ini.
Sekali merangkuh dayung, tiga pulau terlewati. Sambil mengatasi sampah dan limbah, emisi CO2 dari transportasi darat dan laut bisa kita kurangi, dan bonusnya kita akan mandiri atau bahkan surplus energi bersih, terbarukan dan terjangkau.
Pos Lainnya
The On-Demand Gas
Jul 11, 2023
Power of Waste Heat
Jul 11, 2023
Wasted Food for Food and Energy
Jul 11, 2023
Penampakan BBM - Bahan Bakar Multiguna
Jul 11, 2023
How Tetragen Works?
Jul 11, 2023
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar